This journey’s diary / story dedicated to all of my lovely host:
Zach Smith, Janice, Stephen, Noell & Sam Fleischmann, Pisith Lim, his family & friends, Isaac Veeth, Emily, Christopher, Anna Thuy and Aymeric.
I love you all
Sorry I can not write in English coz I want to share my love-happy trip feelings for all of my friends in Indonesia
Bersama sahabat-sahabat CS pada tanggal 1-12 May 2010 di Singapore, Bangkok Thailand, Siem Reap & Phnom Penh Cambodia, Ho Chi Minh City Vietnam.
Berapa total perjalanan saya selama 12 hari di 4 negara dan 5 kota...? sekitar 1,7 juta dalam rupiah diluar tiket pesawat. Suer...!!! Cross finger...!
Seorang teman mengirimkan smsnya pada tgl 20 Maret 2010, isinya: “mba, ada yang ngajak ke Bangkok, dana 2 juta berdua untuk tiket, mau...?” saat itu masih di Aston Sudirman menyegarkan diri dengan numpang berenang di apartemen temen seperti biasa hehe, dengan sigap langsung saja saya jawab, “tentu saja mau dong!”. Tidak lama kemudian sms masuk lagi: “Okelah kalo begitu, nanti saya kabarin lagi yah.!”, saya jawab lagi: “sip...!!!”
Kontan saya jejingkrakan, rasa senang pulang dari China bulan February 2010 kemarin masih membekas eh ada yg ngajakin jalan-jalan lagi, tentu saja saya senang. Teman-teman yang sedang sama-sama berenang langsung manyun tanda “iri dan dengki” dengan keberuntungan saya, padahal mereka juga sedang merencanakan perjalanan umroh bersama 6 orang lainnya yang akhirnya terealisasi bulan April 2010.
Perbedaan saya dengan mereka adalah.... biasanya saya selalu ada unsur gratisnya, sementara mereka murni keluar dana dari kantong sendiri hehe.... Alhamdulillah, thanks God...
Dengan semangat 45 langsung malamnya ribet simulasi cari tiket murah, setelah dibanding-bandingkan dengan beberapa penerbangan lain, akhirnya saya dan teman saya Arin, memutuskan untuk menggunakan jasa Tiger Airways. Akhirnya tgl 24 April 2010 kita booking tiket perjalanan untuk awal bulan May 2010 selama 12 hari.
Total pengeluaran kami berdua untuk tiket adalah:
1 Mei 2010 & 12 Mei 2010 Jakarta-Singapore-Jakarta + bagasi 15 kg USD 142
3 Mei 2010-2010 Singapore-Bangkok + bagasi 15 kg SGD 154.50
12 Mei 2010-2010 Vietnam-Singapore + bagasi 15 kg USD 116.48
Total dalam rupiah kira-kira 3 jutaan berdua.
Akhirnya dari jatah yang 2 juta itu, Arin memberikan saya Rp. 650.000,- untuk tiket saya, selebihnya saya bayar dengan uang pribadi saya, lumayanlah (tersenyum manis).
Persiapan:
Setelah membaca bukunya mba Nancy & mba Elok, saya kekeh merekeh belajar untuk bisa traveling dengan barang bawaan 7 kg saja. Saya bertekad untuk bisa melakukannya. Kesibukan urusan kerjaan juga ajaibnya tidak berhenti menjelang keberangkatan, kunjungan teman dari Kuala Lumpur menyita waktu sampai 5 hari karena saya mengantar mereka keliling Jakarta & Bandung, saya bahagia melakukannya, karena teman saya juga bahagia menerima saya sebagai host mereka. Setelah itu masih ditambah perjalanan ke Jepara dan Yogyakarta karena ada konser Iwan Fals... ya sudah... meski lelah tetep dijalani... cape karena traveling...? siapa takut?!!
Menjelang detik-detik proklamasi :p akhirnya packing selesai, jreeeenggg.... total bawaan... 10 kg, waduh.... bongkar lagi.... setelah bolak-balik bongkar pasang akhirnya jadi 7,8 kg, sudah batas kemampuan saya saat itu hehe... tapi sebenarnya yang 2,5 kg itu souvenir untuk para host saya di luar negri, karena saya memutuskan, perjalanan kali ini adalah perjalanan silaturahmi. Berdasarkan pengalaman saya mendapatkan teman-teman baru dari komunitas CS di China yang sangat berkesan, membuat saya ingin semakin lebih mengenal mereka di belahan dunia lainnya.
Setelah saya booking tiket, saya sibuk mengirimkan email untuk mendapatkan host di luar negri, minggu pertama tidak ada respon, sediiiiihhhh sekali... hikss....!!!
Eh, pada minggu kedua, ajaib, reply berdatangan, jawaban dari Phnom Penh bertubi-tubi, bahkan ada dari Dubai, Canada & Australia juga... lho kok...? saya kan ga mengajukan permohonan host ke negara-negara tersebut...? ealah... ternyata karena saya masuk ke grup Dubai, Canada & Australia dan mengemukakan alasan saya join karena saya ingin pergi ke negara-negara tersebut. Surpraise banget, bahkan saya sudah dikirimkan foto kamar yang nantinya akan saya tempati di Dubai.... oh boy.... so sweet...!!!
Ajaib ya... pada saat kita tidak dapat respon, kita sedih, tapi saat dapat respon juga sedih, karena harus memilih dan memberikan alasan yang baik juga tepat kepada para calon host kita tentang keputusan dimana kita akan tinggal. Rasanya ga enak banget bilang gini,
“Thank you for your replied, but I decided to stay at A’s home in X’s country coz he/she replied me first. But I’m sure that I’ll try to find a good time to visit you as a friend. Have a wonderful day and thank you for your kindness... Warm regard. Risa”
Khusus untuk negara-negara yang akan saya kunjungi, saya memutuskan untuk memilih mereka yang pertama kali merespon email saya, tak peduli respon yang belakangan punya tempat yang lebih bagus serta lebih nyaman, karena bagi saya persahabatan bukanlah tempat dimana kita berada, tapi di hati. Saat kita menerima sahabat kita apa adanya dengan segala kebaikan dan kekurangannya, serta tidak berusaha untuk mencurangi atau bersiasat dengan sahabat atau sekedar memanfaatkan kebaikan sahabat untuk kepentingan pribadi, itu lebih bernilai buat saya. Saya ingin menjadi sahabat bagi siapa saja, tapi bila siapa saja tidak ingin bersahabat dengan saya, ya tidak apa-apa... namanya juga usaha... hehe...
Setelah email-emailan selama kurang lebih sebulan, akhirnya saya mendapatkan host di semua negara dan kota yang akan saya kunjungi kecuali Bangkok Thailand. Agak deg-deg-an juga sih saat memutuskan untuk tetap berkunjung ke Bangkok Thailand dengan situasi politik yang menyeramkan kalau dilihat di layar TV atau membaca beritanya di internet.
Rasa paranoid ditambah lagi dengan membengkaknya teman-teman yang join dalam perjalanan ini jadi 5 orang, saya, Arin, Dedi, Yosi & Adib. Sibuk kordinasi untuk merencanakan plan B bahwa kemungkinan kami akan lewati saja Bangkok, dan langsung ke Cambodia, tapi setelah berkali-kali saya diyakinkan teman CS di Bangkok bahwa kondisi di Bangkok baik-baik saja untuk turis, saya berusaha untuk mempercayai mereka, meski hanya 80%.
Ya iyalaaahhhh keyakinanya ga bulet 100%.... di TV dan internet kan beritanya seperti itu seremnya... ditambah temen-temen yang join ikut-ikutan juga nambah parno... cape deh...!!! :P
Yah.. resiko jalan-jalan bawa rombongan tanjidor, kudu punya banyak telinga dan hati seluas samudra (halah, lebay... wakakaak), meski demikian, dalam hati sudah menguatkan tekad, “I’ll be keep my plan...!” cieeehhh...!!! Siap grak.... jalan-jalan kitaa....!!!
1st Destination: Singapore
Host: Zach Smith USA finally Noelle & Sam Fleischmann USA
Mendarat di Singapore sesuai rencana langsung beli tiket ezlink card 15 SGD untuk modal jalan-2 keliling Singapore. Sampai di station Clementi Zach sudah menanti dan kita jalan kaki menuju apartmenet Zach, chit-chat sebentar, Zach tanya-tanya rencana di Singapore mau ngapain, liat peta, searching di internet untuk hostel, karena kapasitas apartment Zach cuma untuk 2 orang tamu yang rencananya memang untuk saya dan Arin, yang cowok-cowok memang kesepakatannya cari hostel. Akhinya hostel sudah di booking, dan Zach ternyata sudah merencanakan pertemuan dengan teman-temannya, salah satunya Noelle yang pernah tinggal di Indonesia.
Setelah numpang sholat dan mandi juga beres-beres sebentar, kita jalan rame-rame ke Lau Pa Sat food market in Power Sate Stall 6. Setelah ketemu dengan Noelle, semua jadi heboh, karean Noelle masih bisa berbahasa Indonesia, ajaibnya, Sam suami Noelle meski tidak bicara bahasa Indonesia tapi dia mengerti apa yang kami bicarakan, so... sumpah jangan ngomongin dia dengan bahasa Indonesia, sama juga bo’ong, karena dia ngerti hehe...
Oh ya, ini ada cuplikan jumpa fans behind the scene, ceritanya begini:
Sam itu kan penggemar film Jumanji yang versi movie-nya di perankan oleh Robbin William, sedangkan Alan Jumanji versi dubbing di Indonesia kebetulan di isi oleh Dedi, maka terjadilah jumpa fans dadakan, Sam suami Noella langsung minta tanda tangan Dedi hahaha... serunya punya fans bule di negri orang pula...
Total jajan kita semua saat itu berapa yah...? kalo tidak salah 32 SGD, dan Zach dengan sukses membayari semua yang berjumlah 9 orang (kita ber-5, Zach, Janice, Noelle & Sam), waduuuhhh.... jadi ga enak nih, tapi terima kasih banyak ya Zach...
Akhirnya setelah bicara-bicara, Zach memberikan masukan buat kami, bahwa sebaiknya saya dan Arin menginap di apartment Noelle & Sam, sementara yang cowok-cowok menginap di apartment Zach, maka malem-malem saya dan Arin boyongan dengan taxi, lagi-lagi Zach yang baik hati membayari plus ngangkutin 2 backpack layaknya gatot kaca seperti souvenir wayang yang diberikan Arin kepada Zach hehe... Kalo dari saya sih softcase laptop dari batik, ga nyambung yah keterangannya...? wakakak...
Di singapore kita lebih banyak jalan bersama rombongan tanjidor kita sendiri, para host sibuk dengan aktivitas mereka, jadi judulnya kita numpang naro backpack doang di rumah mereka.
Waktu malem terakhir di Singapore, kita nonton Song of The Sea pulangnya malem sekitar jam 11pm, Noelle dan Sam menunggu kami pulang, kemudian ngobrol sebentar, poto-poto seperti biasa hehehe... dan kami diminta mengisi buku tamu, ternyata Noelle dan Sam selalu mendokumentasikan tamu-tamu mereka, komentarnya seru-seru sekali.
Mereka memperlakukan kami sangat baik, kamar kami sangat nyaman, ga kalah dengan di hotel berbintang, rapih dan wangi. Noelle juga menyiapkan handuk serta lap wajah... tipikal orang yang sangat rapih dan bersih. I love her so much.... except when she said that George Clooney her ex bf also hahaha.... I toke a pic with George Clooney pix at Vito mall and I show her :p
1/5 Total pengeluaran saya hari ini 20 SGD (beli tiket & makan) atau setara dengan Rp. 130.000,-
Keesokan harinya, pagi-pagi banget, kita udah start berangkat ke stasiun dan mulai perjalanan keliling-keliling, ke little india, china town, orchad, merlion, esplanade, city hall, dan sentosa island nonton song of the sea bayar 10 SGD.
Di Orchad, Dedi & Adib belanja koper.... haduh... dasar para lelaki shopaholic...!!! lol
2/5 Total pengeluaran saya hari ini sekitar 25 SGD (tiket song of the sea, makan, & sedikit souvenir) atau setara dengan Rp. 162.500,-
2nd Destination Bangkok Thailand
Accomodation Hotel Siam Oriental Inn Khaosan Road
Sampe Bangkok sesuai rencana sekitar jam 2pm, masih rada ngeri dengan berita-berita di TV dan internet, kita tanya-tanya sama security, dan semua bilang, “don’t worry...! be happy...” hehe itu karangan bebas saya aja atas semua penjelasan panjang lebar mereka ke kita. Setelah cari-cari informasi transportasi yang murah meriah menuju Khaosan Road, akhirnya kita naik bis dan bayar hanya 33 Baht. Sampai Khaosan Road kita check in dan bayar 650 baht utk 1 malam ber-5 atau total 1.300 baht untuk 2 malam.
Habis check in, taro backpack langsung saya menuju tempat massage, selama 4 jam saya habiskan untuk menikmati Thai massage dan menghabiskan dana 280 Baht, lalu dinner, tentu saja saya cari tom yum, ini kan negara asal si tom yum makanan favorit saya, harganya 70 baht plus juice water melon, agak mahal, karena saya duduk di restaurant, tapi kalo di kurs cuma sekitar 21 ribu loh...
Temen-temen yang lain juga menghilang, bikin acara masing-masing, pasti males dong nungguin saya massage haha.... tapi saya memang seneng sendirian sih kalo jalan-jalan... senengnya menyasar-nyasarkan diri kemana-mana, saya tau banget kalo engga semua orang suka mblusuk-mblusuk seperti saya, mencari hal-hal yang saya tidak tahu apa yang saya cari hahaha... pusing ga...?!
Besoknya pagi-pagi banget kita udah ngelayap, nemu tuk-tuk, dan seperti yang saya baca di buku-buku traveling juga seperti yang di informasikan mba Elok, kita hanya perlu bayar 50 Baht atau 15 ribu rupiah saja keliling-2 tempat wisata Bangkok. Kita ngerti bakalan diajak ke tempat-tempat yang akan memberikan si supir tuk-tuk bensin sebagai jasa mengantar kita ke tempat mereka.
Dasarnya memang pada doyan belanja kecuali saya dan Yosi, maka mereka memang pada heboh beli perhiasan, saya juga beli sih, dihitung-hitung kalo beli di perlinis mahalan di perlinis, jadi saya beli juga cincin perak kecil bermata rubi seharga 600 baht atau 180 ribu rupiah, by the way Dedi tidak belanja perhiasan disini, tapi dia heboh belanja di tempat lain haha... Kami senang, supir tuk-tuk juga senang karena dapat bensin haha...
Seharian dari jam 7.30am sampai jam 6pm kami puter-puter Bangkok, ke Wat Po dengan tiket 50 baht, Grand Palace dengan tiket 350 baht, dan tempat-2 lainnya yang bisa dilihat di foto, saya disini mau cerita tentang teman-teman dan host, cerita tempat wisatanya episode lain ajah yah hehehe....
Sore pulang dari muter-muter naik tuk-tuk Adib mengajak untuk ke Pattaya sebelum ke Siem Reap Cambodia, temen-temen yang lain setuju kecuali saya dan Dedi, maka saya segera pergi ke internet mengabarkan kepada host saya di Cambodia & Vietnam, bahwa sekarang kami hanya berdua menuju Siem Reap, padahal, saya sudah mendapatkan host untuk kami ber-5 di Cambodia, rasanya tidak enak sekali menginformasikan hal ini di detik-detik terakhir kepada host saya, padahal kami sudah merencanakannya sejak sebulan yang lalu.
Tapi memang sebelum keberangkatan saya sampaikan kepada semua teman-teman, bahwa ini bukan perjalanan ala travel agent, tapi ini (khususnya untuk saya) adalah perjalanan ala backpacker plus bersilaturahmi ke temen-2 CS, bertemu dan hidup bersama orang lokal, bukan sekedar jalan-jalan dan piknik. Tapi setiap orang terbuka untuk punya agenda pribadi, jadi masing-masing harus bertanggung jawab terhadap keputusannya. Dan saya, akan berusaha dengan keras untuk :
“keep my promised to all of my lovely host”
and I’m happy that I decided to keep my promised, I’m glad met them, their my lovely travel’s angels whom touched my heart. Thanks so much... I love all of my host
Ajaibnya, malam setelah saya informasikan pembatalan 5 orang jadi 2 orang menuju Siem Reap serta saya sudah booking tiket pula, teman-teman yang lain memutuskan untuk kembali bergabung dan membatalkan acara ke Pattaya, saya melongo bingung, sementara saat itu waktu menunjukan pukul 11pm, dan Host saya sudah telpon-telpon karena hawatir dengan keadaan saya yang tinggal berdua, tiket di travel agent juga sudah pada tutup, mereka para host saya juga memikirkan kondisi di Bangkok, walaupun kenyataannya di Bangkok kami baik-baik saja dan seru-seruan, tidak ada tuh yang serem-serem seperti di TV dan internet.... so don’t too much worry lah ya...
Akhirnya pagi-pagi sekali, Yosi cari tiket di travel agent yang sama, biaya yang sama 350 Baht atau setara dengan Rp. 105.000,-, jam yang sama. Kami tenang, kami kira kami akan bersama-sama, ajaibnya, ternyata kita beda transportasi, mereka naik mini bus, saya dan Dedi naik bus besar. Inilah saat pertama kali kami berpisah... huhuhu... seperti adegan film India gitu deh... sedih.... halah...!
3-5/5 Total pengeluaran saya selama 2 malam di Bangkok sekitar 1.670 Baht atau setara dengan Rp. 501.000,- sudah termasuk massage 4 jam, transport dalam kota, hotel, makan & tiket ke Siem Reap Cambodia. Tidak termasuk cincin seharga 600 baht.
3rd Destination: Siem Reap Cambodia
Host : Pisith’s family house.
Sampe Siem Reap kemaleman, karena bis-nya jalan kayak keong, semetara temen-temen yang lain sudah dengan nyamannya ada di hotel sejak siang. Ajaibnya dengan bantuan facebook, Pisith (host saya di Cambodia) dengan sigap menemukan teman-teman kami, padahal sebelumnya mereka tidak saling kontak, sungguh luar biasa, saya bahagia tetap pada keputusan saya untuk berusaha memenuhi janji-janji saya sesuai dengan itinerary kepada para host saya.
Melihat betapa perhatiannya Pisit terhadap saya dan teman-teman, saya speechless, lebih lagi dia mengerahkan teman-temannya di Siem Reap untuk menemani kami, tuk-tuk sudah disediakan sejak jam 4 dini hari subuh, tempat sudah disediakan (saya tidur di kamar kakaknya Pisith sementara kakaknya tidur di living room... haduhh... jadi ga enak banget deh...), guide sudah disediakan, dan yang lebih parah lagi, Pisith bela-bela-in datang dari Phnom Penh (sekitar 6 jam perjalanan) ke Siem Reap karena hawatir dengan keterlambatan saya dan Dedi. Oh my God... terbuat dari apa sebenarnya hati sahabat bernama Pisith ini....?
Itu belum cukup, dia juga mentraktir breakfast kita bersama teman-temannya, teman-teman-nya juga mentraktir kita minum kelapa muda segar di Angkor Wat, kita makan siang di suatu tempat yang kemungkinan besar tourist ga ngerti ada tempat asik kaya gitu, setelah itu leyeh-leyeh di hammock... bayar tempat cuma 10.000 riel atau setara dengan 2,5 USD.... wwuuiiihhh... tempatnya.... nyaman sekali....
Pagi-pagi jam 4 subuh, tuk-tuk sudah siap mengantar kita melihat sunrise di Angkor Wat, waktu kita mengunjungi teman-teman di hotel, taxi mereka belum menjemput dan mereka bahkan masih leyeh-leyeh di kasur yang nyaman hehe... ya sudah, saya dan Dedi berangkat duluan bersama Makara teman Pisith menuju Angkor Wat.
Ternyata banyak turis yang berduyun-duyun juga, ada yang naik tuk-tuk seperti kami, ada yang naik sepeda, ada yang naik mobil (taxi) ada yang naik motor, ramai sekali subuh-subuh ini... seperti di hari minggu pagi orang-orang berduyun-duyun ke Senayan untuk olahraga.
Di seputar Angkor Wat banyak kamera dengan tripod berjejer dimana-mana mencoba menangkap si cantik sunrise... Saya cuma bisa manyun menatap kamera digital pocket jadul saya yang sangat tidak menunjang untuk menangkap moment- moment seperti ini. Yeah... saya harus puas dengan kapasitas kamera saya yang hanya cukup untuk ber-narsis-ria... halah... teteeeeeppp...!!!
Tentu saja kami foto-foto di setiap momment, saat diberi tahu Tomb Rider alias Angelina Jolie shooting naik melalui akar-akar raksasa, saya dengan sigap bernarsis ria foto di sana hehe....
Saya sempet ketemu ‘rombongan tanjidor’ tukang bikin film, entah dari mana, tapi semua crew-nya bule, nyesel deh mereka udah beres-beres, kalo dateng pas shooting siapa tau bisa ikutan nongol di film bareng Angelina Jolie, halah.... gubraxxx...!!!! *ngarep ga jelas mode on*
Pengeluaran saya selama di Siem Reap antara lain untuk patungan bayar makan siang untuk 7 orang 5 USD dan bayar tiket masuk angkor wat seharian 20 USD , sharing carter tuk-tuk 10 USD dari jam 4 subuh sampe jam 8 malem, tiket ke Phnom Penh 7 USD.
5-6/5 Jadi total pengeluaran saya selama di Siem Reap 42 USD atau setara dengan Rp. 378.000,-
4rd Destination: Phnom Penh Cambodia
Host : Pisith’s boarding house, Isaac’s house & Isaac Bar
Sampai di Phnom Penh sekitar jam 2.30 dini hari naik tuk-tuk 4 USD ke kos-kos-an Pisith, tidur semalem di situ. Pagi-pagi Pisith udah berangkat kerja, tapi sempet-sempetnya dia telpon Isaac yang juga menjawab email saya untuk menjadi Host saya di Phnom Penh, akhirnya jam makan siang Isaac jemput kita, dan kita pindah ke rumah Isaac yang gede 3 lantai dan kosong. Kita di drop dan dikasih kunci, boleh melakukan apa saja yang kita mau, “anggap seperti di rumah sendiri ya,” begitu katanya...
Gila aja, baru juga ketemu sekali, sebelumnya cuma meail-emailan 3 kali, main ninggalin rumah dan kunci gitu aja sama orang yang entah dari mana juntrungannya, CS community memang luar biasa, rasa percaya satu sama lain itu gila-gila-an. Meskipun sudah mengalaminya di China, tapi mengalami lagi dan lagi masih terasa ajaib hehe...
Selanjutnya kita diajak ke bar Isaac, ternyata bar-nya deket baget sama Mekong River, ya sudah seharian kita keliling Phnom Penh jalan kaki ke Palaise Royal, Musee National, Wat Phnom, Night Market, Local Market, poto sama burung-2 di depan Palaise Royal....
Panas menyengat sekali sekitar 32 derajat celcius... tapi gapapa lah... namanya juga lagi plesiran hehe...
Malemnya Pisit jemput di bar, ada CS friends dari Prancis, namanya Bruno, Pisith host-in dia di tempat kos-nya. Kita di drop di rumah Isaac, setelah itu Pisith jemput temen-temen yang lain (Dedi, Yosi, Adib & Arin) dan dianter ke tempat calon host-nya Arin. Namun entah dengan sebab apa, mereka membatalkan untuk tinggal di rumah host tersebut, padahal sudah sampai di tujuan dan bertemu dengan host-nya di tengah malam buta pula. Mereka (teman-teman saya) memutuskan sekali lagi tinggal di hotel. Saya? Masih di rumah host saya, tertidur dengan pulas-nya setelah nonton DVD hehe...
Esoknya teman-teman datang ke rumah Isaac mengunjungi saya dan Dedi yang baru selesai mencuci dan menjemur pakaian, kita naik tuk-tuk berombongan menuju bar-nya Isaac. Saya & Dedi sekalian packing dan bawa barang-barang untuk di drop di bar Isaac. Rencananya malam ini saya akan menginap di lantai atas bar-nya Isaac karena lebih dekat dengan apapun, sementara Dedi bergabung dengan yang lain di Hotel.
Saya memesan tiket seharga 7 USD untuk keberangkatan jam 8am dan kordinasi dengan host saya di Vietnam, sementara yang lain siang baru berangkat setelah check out dari hotel. Saya sendirian sekarang. Tapi saya enjoy banget. Terima kasih Pisith karena sudah diem-diem bayarin tiket saya ke Vietnam dan breakfast seharga 5.000 riel / 1.25 USD
7-8/5 Total pengeluaran saya selama di Phnom Penh sekitar 2USD dan 16.000 riel termasuk internet, makan & transport atau setara dengan Rp. 60.000,-
5rd Destination: Ho Chi Minh City Vietnam
Host : Aymeric (France-VN)
Sampai di Vietnam jam 4pm lengkap dengan sekantong pelastik pakaian setengah kering dari Phnom Penh. Molor 2 jam dari yang saya informasikan kepada host saya Aymeric, saya langsung ga enak hati, saya menginformasikan jam kedatangan sesuai yang saya dapatkan dari supir bus bahwa saya akan tiba jam 2pm. Rupanya traffic jam di Vietnam sama gilanya dengan di Jakarta, so Aymeric ga komplen sama sekali atas keterlambatan saya hahaha. Setelah turun saya langsung cari telpon dan mengontak host saya, terus tanya bagaimana caranya untuk sampai ke rumah dia? Dengan taxi kah..? berapa saya harus membayar..? bisa dengan USD kah...? karena saya belum sempat tukar mata uang Vietnam alias DONG.
Aymeric bersikeras untuk menjemput saya, dia minta di informasikan saya berada di jalan apa dekat gedung apa, dan diminta menunggu disana, dan wwwuuuuzzzzzz.... ajaib, sepuluh menit lewat dikit dia nongol dengan sukses, langsung menyapa... “Hi..... jadi sendirian nih...?” begitu kira-kira terjemahan singkat sapaan dia, saya cuma jawab, “Iya, kita misah gara-gara rencana ke Pattaya yang ga jadi itu.”
Full smile, no complain karena terlambat 2 jam, serta sambutan yang hangat dengan membawa saya keliling kota sebelum sampai ke rumahnya membuat saya merasa nyaman sekali. Lagi-lagi saya merasa ajaib meski sudah mengalami hal tersebut berkali-kali saat bertemu dengan host-host saya.
Kemudian Aymeric bilang, “Sebelum ke rumah, sebaiknya kamu order city tour aja, karena saya akan sibuk sekali dengan pekerjaan saya dan ga akan sempet nemenin kamu jalan-jalan,” memang saya-nya juga ga expect untuk ditemenin dan mengganggu jadwal kerjanya.
Setelah booking city tour untuk paket Mekong Delta Trip one day @ Cai Be & Vin Hong seharga 11 USD untuk esok hari and for next tomorrow untuk paket Cao Dai Temple & Cu Chi Tunnels one day harganya 6 USD, pastinya saya poto-poto di seputar HCMC lah ya, meski diketawain sama dia karena narsis, saya tetep cuek hehe... dan akhirnya dia juga ikutan poto-poto, halah....! :p
Setelah itu barulah kami menuju rumahnya.
Sampai di rumah, Aymeric sudah menyiapkan kamarnya untuk saya dan dia bilang dia akan tidur di living room, oh my God... he is so sweet.... gila aja....!!! Shock lagi deh...!!!
Tapi dasar backpacker gadungan yang super duper error, dengan cuek-nya saya langsung minjem laptop untuk mindahin poto-poto yang sudah kepenuhan ke USB hahaha...
Sebagai seorang narsis tiada akhir...!!! kapasitas memory selalu over... setelah sukses mindahin poto-poto ke USB dilanjutkan dengan aktivitas membajak internet pula, ajaibnya yg punya rumah dengan sopan beralih nonton tipi, sementara saya membajak internet dengan sukses dan damai sejahtera, sampai malam sibuk nyetatus... hahaha... dasar tamu ga tau diri...!!! :P
Setelah itu mandi, ngobrol-ngobrol sebentar sama Christopher, Aymeric’s brother dan Anna Chris’s gf. Mereka luar biasa ramah dan welcome banget, sumpah saya merasa hommy disana. Chris menawarkan minuman dan membelikannya buat saya, Anna membantu membereskan barang-barang, Aymeric sibuk main game hehehe...
Saat makan malam, Aymeric minta maaf karena ada janji meeting, dan tiba-tiba nanya, “kamu ga punya DONG yah..? nih pake deh...!” sambil ngeluarin lembaran 200.000 DONG, saya bengong... “Ini berapa?” tanya saya polos, “Maksud saya dalam USD?” trus dia bilang, “Udah pake aja buat makan, disekitar sini banyak cafe, jangan jauh-jauh ya, nanti nyasar, tapi kalo nyasar juga gpp, telpon saya aja, ntar saya jemput.” Trus dia pergi deh buru-buru ngejar meeting.
[*DONG: mata uang vietnam, sengaja saya tulis pake huruf gede semua untuk bedain dengan “dong” nya kita hehe]
Saya tanya sama Christopher dan Anna dimana saya bisa tuker uang USD dengan DONG? Chris malah mau ngasih saya duit lagi, ya ampuuun.... kapok nanya duit deh sama mereka, trus saya bilang, “No, no.. I have DONG...!” saya tunjukin duit 200.000 DONG yang saya punya, trus saya tanya, “Is it big or small...? is it enough to buy some food?” mereka jawab kompakan, “Oh yes, it’s big, it’s enough to buy anything in restaurant.”
Kemudian saya tanya lagi, “Ini berapa dalam USD?” mereka jawab “sekitar lebih dari 11 USD”, saya tanya lagi, “berapa harga makanan di sekitar sini?” mereka jawab, “sekitar 10.000 DONG.”
Saya langsung kaget, “Lha jadi ini duit banyak banget dong...? (ini dong-nya indonesia loh ya hehe)
Trus saya bilang ke Anna dan Chris, “Saya ga bisa terima, ini uang dari Aymeric, saya harus bayar ke dia.” Kata saya sedikit histeris. Ajaib pasangan ini, dengan kompak menjawab, “Oh, no no no.... it’s nothing... just keep it for you, it’s just small money...!” Anna nambahin, “It will finish for one time you eat a day... don’t worry...! It’s nothing...!”
Tapiiiiiii..... pada saat saya makan di restaurant dengan menu semeja, padahal saya pesennya pake bahasa isyarat untuk 10 tusuk sate sapi, ga tau kenapa yang keluar semeja penuh sampe kekenyangan, dan saya cuma bayar 32.000 DONG..!! atau setara dengan 15 ribuan lah.
Gubrax..... dasaaaarrrrr my lovely host yang kompak abieeeessss baeknya....!!! Jadi mati gaya neh...!
Oh iya, ngomong-ngomong soal makanan di Vietnam, untuk yang muslim, kalau cari makanan halal pastikan restaurant-nya ada tulisan “BO” itu artinya daging sapi... jadi restaurant tersebut tidak menjual pork.
Dua hari di Vietnam 2 hari ngikut city tour karena Aymeric sibuk kerja. Saya puter-puter dan bertemu orang-orang baru dari macam-2 negara, Aynara dari Spain, Jill dari Canada, Maja dari Denmark, Roland Wongsosetro dari Holand (lho..? namanya kok..? iya do’i keturunan Jawa Indonesia tapi warga negara sono, jadi aneh aja, judulnya wongsosetro tapi ga bisa bahasa Indonesia apalagi Jawa.. haha)... iiihh...seru baget...!!!
Setiap menjemput saya setelah pulang ikutan city tour, biasanya sudah malem sekitar jam 7pm, Aymeric selalu nanya... “Are you happy today? Just let me know what you want...! I’ll try to prove it...!” Iiiiiihhh... sumpah... baek baget ini orang. Lagi-lagi jawaban saya spontan yang asal keluar gitu aja, “Saya mau keliling dunia...!” Dia langsung jawab, “Iya boleh, tapi ga sekarang yah....!” (dengan wajah yang memelas gitu hehehe...)
Dia bilang dia pemalas, tapi nyatanya tiap pagi dia nganter dan sorenya jemput dari city tour, makan malem bareng dan puter-puter kota, semua harus dia yang bayarin, duit saya ga laku selama bersama dia, makanya waktu di tawarin mengunjungi night market saya nolak mentah-mentah, karena udah takut dan ke-ge-eran bakalan dibeliin macem-macem hahahaha...
Malem terakhir tanpa sepengetahuan saya, Aymeric sudah setting dinner sama mamanya yang orang Vietnam (papa-nya orang Perancis dan dia warganegara Perancis), kita menjemput mamanya di hotel saat mereka masih meeting dengan client dari Perancis yang mau liburan, kemudian kita cerita-cerita seputar family dan rencana-rencana Aymeric ke depan.
Saya yang beraroma karena keringat, bau tanah dari mblasuk-mblasuk di Cu Chi Tunnel, tentu saja tidak percaya diri, saya bilang sama Aymeric, “Hey, kenapa sih kamu ga bilang kalo mau dinner sama mama kamu, saya kan ber-aroma gini... ga nyaman tau...!”
Dia cuma jawab, “Saya juga keringetan kok, santai ajalah..!” kemudian dia cuma ketawa sambil narik-narik tangan saya untuk melindungi saya karena banyak kendaraan seliweran yang sumpah hebohnya sama seperti di Jakarta, plus saya juga kerepotan bawa segala tas dan botol aqua, wajib bawa air karena Vietnam panas.
Aymeric bilang, “Udah deh ini perabotan ditaro di parkir aja ya? lain kali ga usah bawa-bawa barang-barang penting ke mana-mana, taro aja di rumah, tau ga kamu, disini passport bisa di jual seharga 1.000 USD loh, kalo passpor kamu hilang gimana...?”
Saya jawab, “I’ll call Aymeric, he will help me to taking care of my stuff and will call police.”
Jawabnya, “Of course I’ll taking care of you, but the police will don’t care...!!!” Oh my God... serem amat yah.... jadi inget polisi di negara republik mimpi hehehe....
Jadi saat dinner saya cuma bisa mlipir-mlipir kalau di dekati mama-nya Aymeric. Saat dia bilang, “You stay beside me, I’ll show you how to eat as a Vietnamesse...!” Saya tambah mati gaya dan ga bisa pasang status di FB karena ga bisa nge-net di hp saya saat itu.. halah... apa siih...?!! lol
Mereka berdua kelihatan sekali saling mencintai dan mengasihi, saya sampai ngiri ngeliatnya. Waktu mamanya mau bayar, Aymeric bilang, “Let me taking care my lover.” Yang dijawab mamanya, “My pleasure.” wadoooooohhh... sooo sweeeettt...!!! Saya termangu-mangu... betapa indahnya hubungan mereka....
Selesai makan mamanya yang seneng belanja, muter-muter liat-liat barang-barang trus nanya sama saya, “Risa, you need buy some souvenir...?” Nah looohh... dengan sopan saya jawab, “Oh I bought in Bangkok, now I have no space enough in my backpack.” Tentu saja ini ngeles, masih dengan rasa ge-er yang membuncah di dada, takut dibeliin hehe.
Akhirnya kita cuma muter-muter pasar sambil dengerin mama-nya Aymeric cerita tentang Aymeric dan Christopher, sekali-sekali Aymeric nge-goda-in mamanya dengan milihin baju-baju dan perhiasan yang heboh-heboh.
Saat mamanya bilang, “Dulu dia nakal, tapi sekarang manis banget. Dia stop minum loh, sudah 10 hari 10 menit setidaknya.” Halah.... lol.
He said, “Every body changing mom, me too.” Cieeehhh....!!!
Setelah nganter mama-nya naik taxi dan saya mengalami shock karena dapet big hugs and kisses dari mamanya, lha gimana ga shock, saya ini belum mandi, bau keringet dan lumpur karena seharian di Cu Chi Tunnel, eh kok malah di kiss gitu, siapa yang ga grogi coba? Kemudian kami muter-muter HCMC lagi.
Saya sudah tidak peduli dengan aroma tubuh saya yang aduhai, saya hanya berdo’a semoga Aymeric tidak pingsan dengan sukses dekat-dekat saya, karena kalau dia pingsan bagaimana saya harus kembali ke rumah..? Kemudian kita parkir di depan kantor pos sambil ngegodain dan menganalisa sikap orang pacaran, ngeledek silly smile yang menghiasi wajah mereka, ngeledek bahasa tubuh mereka yang malu-malu, tentu saja kami tidak bilang ke mereka, hanya kami berdua aja yang ngomongin mereka sambil cekikikan, kerjaan iseng ga jelas gitu deh.
Kemudian, seorang gadis kecil penjual bunga datang, “Sir, you need my flower to your gf... just 10.000 DONG!” kita ketawa-ketawa ngeliat ekspresi gadis penjual bunga yang sok serius itu...
Saya iseng-iseng jawab, “Kalau kamu mau jadi gf-nya (sambil nunjung Aymeric) nanti dia akan beli bunga kamu...!”
Si gadis penjual bunga menjawab, “No... he is ugly..!!!”
Hahaha... meledaklah tawa kita berdua, kemudian Aymeric bilang, “Hey, kamu mau jualan bunga ke saya tapi ngatain saya jelek, itu bukan cara marketing yang benar....!”
“Maksud saya orang itu yang jelek (sambil menunjuk laki-laki di belakang Aymeric), bukan kamu, kamu ganteng kok seperti bintang film, tanya aja sama gf kamu itu...” Kata si gadis penjual bunga tadi, kami tertawa lagi, saya bilang ke Aymeric, “She is a smart girl.”
“Yeah, she is... but she is too young for work!”
Grumpy inside: ................hmmm... sounds like in my country situation......................
Kemudian kita pindah ke tempat mangkal-nya orang pacaran yang lain, masih juga ngomongin pasangan-pasangan lucu diseputar “Lotus Park” (ga tau apa nama taman itu, yang pasti banyak bunga lotus di kolam-nya hehehe). Sempet moto-moto-in pasangan yg bajunya kembaran untuk nunjukin kalo mereka pasangan hehe... seru aja ngeliatnya.
Terakhir perjalanan di hari itu, di malam terakhir saya di Vietnam, Aymeric bilang bahwa dia akan nge-drop saya di masjid dan akan membiarkan saya disana sesuka hati saya. Saya merasa sangat dihargai dan diperhatikan sekali, saya bilang, “Ok, terima kasih, saya akan kembali dalam 15 menit.”
“No, no... I will not to go to anywhere, I will stay here, you will find me here... just take your time, I’ll be here waiting for you...”
Setelah sholat, Aymeric tanya, “Apa yang kamu lakukan di dalam?”
Saya jawab, “Saya bilang sama Allah Tuhan saya, untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada para host saya ke dalam hatinya.”
“Ahh... it’s so sweet, nice... thank you Risa.” Dan kita pulang ke rumah...
Esoknya, menjelang keberangkatan ke airport... ketika saya bilang, “Sory I have nothing for your mom Aymeric (saya sudah mau ngasih souvenir yang saya beli di Singapore), I’m not prepare anything to her from Indonesia except just for you (saya kasih dia wayang pandawa 5 dan kain bali)”, eh dia malah bilang, “I will buy flower to her and will tell her that the flower from you. Just keep your souvenir for your family in Indonesia”
Waktu nganter saya ke airport, Aymeric bilang, “I wish, you have a sweet memory in Vietnam.”
Jawab saya dalam hati, “Ya iyalahhhh... of course I got a nice sweet memory in Vietnam, coz of I got very nice host seperti dikau gitu.... hehehe...”
Sungguh akhir perjalanan yang manis dari seluruh perjalanan saya. I got happy ending....
Note: sampai di Indonesia, saya di kasih tau bahwa warna bunga untuk mamanya yang dia pilih adalah merah..... so sweet...
9-12/5 Duit saya ga laku disini tapi kalo di total pengeluaran saya sekitar 700.000 DONG atau setara dengan Rp. 350.000,- itu sudah perjalanan tour luar kota seharian selama 2 hari, makan enak, latihan nembak 10 peluru, dll.
Catatan:
Saat saya tanya ke temen saya Arin, pengeluaran dia selama 12 hari diluar tiket pesawat sekitar 5 juta-an. Jadi seperti kata Nancy di bukunya “Keliling Eropa Modal Jempol”, bahwa kalau kita traveling dengan tour agent dan harus bayar “segitu” ya itu benar adanya... karena memang ada harga akomodasi, transportasi, dan konsumsi yang harus di bayar. Sementara perjalanan saya ini kan perjalanan setengah backpacker setengan silaturahmi ke CS’s friends. So kalau saya dapet fasilitas gratis akomodasi serta sekali-sekali di traktir, ya.... itu karena saya beruntung memiliki mereka, dan tentu saja karena mereka memang baik hati... I love you all my host... Miz you so much
Poto-poto bisa dilihat di album akyu di FB :-)