Saturday, May 10, 2014

Lanjutan : [3] Kota Paris, Negara Perancis 26 Sept 2011 sd. 1 Oct 2011

Lanjutan :
[3] Kota Paris, Negara Perancis 26 Sept 2011 sd. 1 Oct 2011

Malam pertama di Paris bersama Ludo (kok jadi kaya abis wedding-an gene siiyy...? halaahh...^__^) adalah saat yang ajaib, Ludo memberikan beberapa instruksi tentang couch untuk saya yang terletak di living room. Apartemen imut Ludo cukup nyaman dan berada di kota Paris, jadi ke mana-mana engga ribet sama sekali. Ke metro station Buzenvalcuma jalan kaki sekitar 3 menit. So Im just lucky... yeah... saya memang selalu berfikir saya adalah “lucky gal” kalo pas ketemu hal-hal yang engga asik, saya mikirnya gini, “okeh, sekarang waktunya tes kesabaran, uji nyali, tes ketahanan fisik & mental, atau sekedar sedang berada di situasi ‘seru’ supaya hidup saya engga boring.” So... berfikir positif seperti itu, sangat membantu saya untuk bisa survive.... ^__^
Kenapa ajaib...? Karena kami baru bertemu beberapa jam saja, dia sudah langsung kasih kunci flat dan memberikan banyak informasi seolah-olah kami adalah kawan lama. Mungkin dia percaya kepada saya karena rekomendasi. Tapi apapun alasannya, itu menguntungkan buat saya. Jadi saya bebas keluar-masuk flat Ludo dengan bebas merdeka.

Kemudian setelah menata ‘perabotan lenong’ saya, segera bersiap ambil posisi nyaman buat rebahan, bersiap-siap untuk menyambut mimpi. Badan rasanya seperti habis digebukin 7 orang preman Poncol. Ludo sudah memberitahukan kalau besok pagi-pagi sekali harus pergi kerja, tetapi dia mengizinkan saya untuk tidur sampe siang atau semau saya. Ludo hanya memberikan sedikit informasi tentang kunci yang akan saya pergunakan untuk keluar dan masuk flat-nya serta memberikan kode masuk pintu utama flat. Setelah itu saya sudah terbang ke alam mimpi dan tidak menyadari kepergian Ludo di pagi hari. Saya bangun jam 2 siang waktu Paris, hehe.... engga usah merasa ajaib, karena sesungguhnya saya memang pelor (nempel langsung molor), jangankan di sofa empuk, di terminal / halte bus aja saya bisa tidur dengan damai sentausa kok ^___^

Dengan alasan jetlag karena terbang sekitar 21 jam (padahal sih engga juga), saya seharian engga ke mana-mana, cuma keluar ke supermarket sebentar untuk beli makanan. Di flat Ludo cuma leyeh-leyeh sambil mempelajari peta kota Paris berikut peta metro-nya yang semrawut karena banyak banget jalurnya. Ludo sudah memberi tanda tempat-tempat mana saja yang direkomendasikan untuk saya datangi. Tetapi tentu saja tempat pertama yang perlu saya datangi adalah Eifel, sebab katanya kalau saya ngaku ke Paris Perancis tapi belum ke Eifel, sama juga bo’ong. Maka demi eksistensi dan hasrat narsis yang menggebu, maka saya memutuskan untuk mengunjungi Eifel keesokan harinya.


Saya ini memang orang yang beruntung.... disekitar Eifel, bisa-bisanya saya ketemu pedagang souvenir India yang punya istri orang Malaysia sehingga bisa berbahasa Melayu. Setelah ngobrol ngalor ngidul engga jelas serta menjadi tripod, --istilah saya untuk orang-orang yang berseliweran dan membantu memotret saya dibeberapa obyek yang diharapkan memicu rasa iri traveler lain... *sebab gw juga sering ngiri kalo ada traveler lain punya poto-poto keren di tempat-tempat yang belum gw kunjungi.. so judulnya bales dendam gitu deh ^__^ -- akhirnya somehow... dia ngasih souvenir gantungan kunci Eifel ke saya... see... I have no problem with my silly English... again and again.... *tralala... trilili... gw punya souvenir gratisan pertama gw.... pertanda baik nih ^___^










Kampung Girl by Uncle JC :p

Sumpah, kocak banget...! I can't stop laughing, so funny & creative parody music... Hwakakakak... Uncle JC is bule gilllaaaa.....