Saturday, July 23, 2011

Iye teh NU *missing mode on* story



Kamu pernah bete...? Kamu pernah mati gaya...? Kamu pernah mengalami rasa iri begitu akut-nya sampai-sampai kamu berharap teknologi kloning bisa dibeli di supermaket terdekat...?

Itulah yang saya rasakan saat berada di Coimbatore India bersamaan waktunya dengan acara CSI Festive 2011 berlangsung di Indonesia. Rasa senewen melanda sejak tanggal 20 Juni menjelang CSI Festive Indonesia berlangsung. Hasrat hati ingin bertanya-tanya kepada segenap seksi repot –yang sama sekali engga seksi akibat kurang tidur dan kurang gizi, karena biasanya mereka lupa makan kalau sedang sibuk dalam rangka mempersiapkan acara CSI Festive 2011—, terpaksa diendapkan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, karena tidak mau mengganggu mereka yang sedang sibuk.

Terbayang betapa heboh dan serunya acara tersebut, karena saya ikut membidani dalam persiapan acara bersama jeng ambas Nancy Margaretha, om Harry Porter –yang member Komunitas Malam Minggu Engga Ke Mana-mana—, om Tole & Syatiri dari TRAMP sang penyelam gunung –suka-suka mereka aja lah, mau menyelam di gunung atau treking di laut, karena aktivitas mereka kalau tidak di kedalaman, ya diketinggian. Biar gampang, sebut saja mereka “penyelam gunung”, beres—. Plus temen-temen dari KOAL SMP 42, Yunita, Hidayat & ibu Vienny. Pulang pagi di Dunkin Donut Rawamangun yang buka 24 jam –tapi cuma beli teh doang, maklum, kantong backpacker LOL— bukan masalah, ide-ide terus mengalir di antara kantuk dan lelah.

Aktivitas menghitung hari berdetak setiap hari, rasa ingin terbang dari India ke Jakarta dan bergabung dalam kehebohan yang sudah terbayangkan dengan mengacu pada acara CSI Festive tahun kemarin semakin menyesakan dada. Efeknya, kerja di India jadi engga konsen, maunya ngintipin status di FB-nya para seksi repot itu, mencoba mencuri-curi informasi. Walhasil, semakin tercuri informasinya, semakin sakit hati. Halah... serba salah.... @__@

Saat iseng-iseng lihat album foto jalan-jalan di Solo, saya menemukan foto “pohon teh berbuah “NU Green Tea”. Foto tersebut diambil saat mengantarkan Monica sahabat dari Jerman yang ditemani Ary –teman CS yang pernah nge-gembel / backpacking bareng ke China, kami memang biasa melakukan aktivitas share host seperti ini bersama teman CS— yeah kami selalu "BERANI BERBAGI".

Monica sangat menyukai NU Green Tea, sehingga kami seringkali membelinya dalam perjalanan selama 2 minggu di Jakarta, Yogyakarta dan Solo. Rasa manisnya tidak terlalu berlebihan diantara aroma green tea yang segar dan khas. Saya pribadi pecinta teh, terutama teh hijau. Hampir setiap hari saya meminum teh hijau. Kehadiran NU Green Tea dengan kemasan botol sangat membantu aktivitas backpacking. Sayangnya saya tidak bisa menemukannya di China, India, saudi Arabia, Vietnam dan beberapa negara lain yang pernah saya singgahi. Kerinduan terhadap teh dengan rasa “truly Indonesia” bisa menjadi-jadi bila backpacking ke negara yang sulit menemukan teh. Ingin membawa kemasan botol, terbentur regulasi di airport yang tidak membolehkan penumpang pesawat membawa cairan lebih dari 100 ml. Kalau harus masuk bagasi..? waduh.. uhmmm... *celingak-celinguk mode on* sssstttt.... backpacker menghindari yang namanya bagasi, kalau kata jeng ambas Nancy Margaretha, “Mau nge-gembel 4 hari ato 4 bulan, tetep pake day pack dengan berat engga lebih dari 7 kilo supaya lolos masuk cabin pesawat dan menghemat budget traveling” so..... saya merindukan solusi untuk bisa tetep nge-teh dengan rasa “truly Indonesia” tapi praktis dan mudah. Kemasan sachet useful kali yaaahhhh.....?!

Setelah acara CSI Festive selesai, notifikasi di FB saya setiap harinya tidak pernah kurang dari 30 notifikasi untuk tagging photo. Sahabat-sahabat yang terlibat di acara CSI Festive 2011 benar-benar memahami dengan baik bagaimana membuat saya terkapar tak berdaya akibat rasa iri engga bisa eksis bersama mereka. @_@

Dengan “pongahnya” mereka memberikan komen-komen pada foto-foto tersebut yang membuat saya cemburu lahir-bathin dunia-akherat *sigh*. Bagusnya, banner buku saya “Cyber Love Adventure” terpajang dengan manis bersama banner lainnya. Terobati rasa iri saya sedikit, at least banner buku saya ikutan eksis di CSI festive 2011 hehe.... Namun..... dendam kesumat untuk bisa eksis masih mengendap di dalam dada. Harapan dan do’a tulus saya, semoga acara CSI Festive tahun depan tidak berbenturan dengan acara ngelayap ke luar negri dan bu ambas tetap cinta Indonesia –baca: tinggal di Indonesia saat acara berlangsung—, sehingga beliau tetap jaga warung menyiapkan acara CS yang kreatif bersama dengan kroni-kroninya di seantero Nusantara.

I love CS so much, karena CS dan komunitas Backpacker Dunia, traveling ke luar negri bukan lagi mimpi. Dan saya mendapatkan banyak sahabat serta saudara melalui CS. Saya menuangkan ungkapan cinta saya melalui buku “Cyber Love Adventure” yang berisi pengalaman pertama saya bertemu dengan komunitas CS di China.

I know, iye teh NU missing mode on story, ari kumaha atuuuh...? ^___^

Kampung Girl by Uncle JC :p

Sumpah, kocak banget...! I can't stop laughing, so funny & creative parody music... Hwakakakak... Uncle JC is bule gilllaaaa.....